Testimoni Hasil Sesi Terapi 3



Nama saya Eka Desyi, sakit? Apa itu sakit? Saya sungguh tak mengerti apa arti kata sakit itu sendiri. Hidup dalam keputus asaan dunia yang dulunya indah perlahan namun pasti keterpurukan saya makin dalam. Hingga sakit yang saya rasa ini bukan lagi sakitnya raga, melainkan sakitnya jiwa. Dendam, sakit hati berubah menjadi trauma yang selalu membayangi kemanapun saya melangkah.

Saya sadar benar, saya sakit, sakitnya saya ada di jiwa. Tidak mungkin juga saya akan masuk rumah sakit jiwa. Terapi psikiater sangat jarang ada di kota saya.

Berawal dari status iseng saya di media sosial, menghantarkan saya pada sosok Om Nur atas rekomendasi seorang sahabat, yang kebetulan juga menangkap signal ketidak beresan status saya.

Mungkin Tuhan mendengarkan do'a saya, saya butuh ini, saya harus sembuh.

Meski terapi berjalan via phone saya di pandu bagaimana menjadi seseorang yang mempunyai mimpi.

Ada beberapa terapi yang harus saya lalui. Cukup dengan pertanyaan simple om Nur menghantarkan saya pada titik teratas, dimana saya menemukan lagi titik spiritual jiwa. Untuk apa saya terlahir di dunia ini, untuk siapa?. Secara perlahan merubah mindset syukur yang sebenarnya, alhamdulillah.

Saya menemukan lagi mimpi saya. Membayangkan lagi satu persatu wajah-wajah bangga keluarga, membakar lagi semangat saya untuk menjadi manusia yang berguna, seperti bayi yang baru lahir itulah ibaratnya. Ketenangan hati, mendekatkan saya pada sang pencipta, sang maha segalanya. Tanpa kuasanya tiada siapa saya di dunia. Trauma masa lalu yang suram berangsur-angsur menjadi buliran pelangi, yang memang begitulah hakikatnya, masa lalu tak perlu di sesali.

Dan kini saya tak pernah merasa takut akan kemampuan diri. Senantiasa berdo'a dan berusaha. Percaya bahwa Tuhan selalu bersama saya.

Eka Desyi, Tukang Ketik, Mojokerto

0 komentar:

Posting Komentar